Rabu, 14 Agustus 2013

Islam itu adalah Meng-Islamkan orang-orang Kafir, bukan mengkafir-kafirkan orang Islam


Pepatah Jawa mengatakan

"Dadi wong kui sing Biso Rumongso ojo Rumongso Biso"
artinya : Jadi orang itu yang bisa merasa jangan merasa bisa/benar

Kita memang harus merasa pilihan kita adalah paling benar, tapi jangan merasa bahwa kita paling benar. lebih dalamnya lagi adalah, kita harus/wajib merasa pilihan Agama yang kita anut ini adalah benar, tapi jangan menganggap tindakan kita dalam menjalankan Agama sudah paling benar. karena orang yang sudah menganggap dirinya paling benar adalah orang yang paling salah. Orang yang benar adalah orang yang merasa dirinya paling salah, maka dia akan berusaha terus untuk menjadi benar.

Menuju inti permasalahan : Islam itu adalah Meng-Islamkan orang-orang Kafir, bukan mengkafir-kafirkan orang Islam. Banyak kita jumpai sekarang ini, Orang Islam mengkafir-kafirkan keislaman orang Islam, membid'ah-bid'ahkan Amalan orang Islam. Misal Dzikir, Sholawatan, Bersalaman setelah Sholat Jama'ah, Do'a bersama, Tahlilan, Syukuran, Maulud Nabi dll. Tapi mereka tidak pernah berbicara tentang acara tahun baru, ulang tahun, valentinan dll yang tanpa nilai Islami.
Memang acara Tahlilan, Syukuran, Maulud  Nabi Muhammad SAW dll tidak ada dalam Hadis, tapi itu adalah budaya yang di-Islamkan. Orang Tahlilan dibilang Bid'ah, tidak akan sampai, mana dalilnya. Jika begitu, mari kita Do'a-kan semoga Arwah keluarganya yang meninggal diinjak-injak malaikat di sana. Bagaimana? tidak sampai kan?, ya sudah jangan marah.
Sebagai Contoh misalhnya: Acara tahun baru sekarang ini sudah membudaya di Negara ini yang penuh hura-hura, dan jika Budaya itu di-Islamkan dengan diisi acara Pengajian, Dzikir bersama dan pada suatu saat nanti menjadi budaya apakah akan disebut Bid'ah?
Orang bersholawat/bertawasul kepada Nabi Muhammad SAW juga malah disebut syirik, musyrik, kafir dll, tetapi jika menyanyi lagunya Lady Gaga tidak.
Menghadapi orang seperti itu tidak usah banyak dalil, karena tidak akan menerima, kembali seperti diatas mari kita bertawasul kepada Nabi Muhammad SAW :
"Ya Nabi jangan Enkau golongkan orang ini termasuk Umat-mu, sedangkan kami yang bersholawat kepada-Mu dikafir-kafirkan dan dimusyrik-musyrikan, Ya Nabi semoga Engkau tidak memberi Safa'atmu kepada mereka".

Nah bagi yang menyebut kami Syirik tidak usah marah, karena katanya kami syirik dan menyembah Nabi, tidak berpengaruh kan? Lebih baik cari dan cari apa itu Sholawat/Tawasul kepada Nabi Muhammad. Karena kita melakukan itu sebagai wujud kecintaan kita terhadap baginda Rasul Muhammad SAW dan berharap mendapat safaatnya nanti bukan sebagai sesembahan.

Mari kita koreksi dan renungkan tindakan kita masing-masing, jangan suka menyalahkan orang lain. jangan memandang sesuatu dari Kulitnya atau textualnya seperti "Makan Nasi adalah Halal" tetapi harus dilihat dulu asal nasi itu bagaimana. Saya awam tentang Dalil-dalil, tetapi mau menggunakan akal, pikiran dan hati untuk mengkoreksi diri dan mencari kebenaran.
Para Wali Songo semua hafal Al-Qur'an, tetapi jika berdakwah tidak kebanyakan Dalil. Cukup menggunakan Gending/Lagu Cublak-cublak Suweng, Gundul-gundul Pacul, Lir-ilir, Sluku-sluku Bathok.
Silahkan cari di Google untuk lebih jelasnya.

0 komentar:

Posting Komentar